ASAM
AMINO (PROTEIN)
Asam amino adalah senyawa yang memiliki gugus asam
karboksilat (–COOH) dan gugus amina (–NH2). Secara umum
dirumuskan :
Bila gugus –NH2 terikat pada atom C setelah gugus karboksilat (–COOH) termasuk asam alfa α amino, selanjutnya β amino dan ɣ amino.
Asam amino di alam umumnya sebagai asam alfa amino. Asam
amino dapat dibedakan berdasarkan gugus R (rantai samping) sebagai berikut.
a.
Dengan rantai samping
alifatik.
b.
Dengan rantai samping
yang mengandung gugus hidroksil.
c.
Dengan rantai samping
yang mengandung belerang
d.
Dengan rantai samping
yang mengandung gugus asam atau amida
e.
Dengan rantai samping
yang mengandung gugus basa
f.
Yang mengandung
cincin aromatik
Terdapat 300 jenis asam amino di alam, hanya 20 yang
terdapat dalam protein,
Asam amino esensial
|
Asam amino non esensial
|
Adalah yang dibutuhkan tubuh tetapi tidak dapat
disintesis tubuh
|
Adalah asam amino yang dapat disintesis tubuh
|
Contoh: arginin, fenilalanin, histidin, isoleusin, leusin,
lisin, treonin, metionin, triptofan, dan valin
|
Contoh: glisin,
asam glutamate, asam aspartat, sistin
|
Sifat-sifat
asam amino:
1.
Amfoter dan membentuk
ion Zwitter.
Asam amino memiliki gugus karboksil (– COOH)
yang bersifat asam, (melepaskan H+) dan gugus amina
yang bersifat basa (menerima H+). Karena itu asam
amino bersifat amfoter (bereaksi dengan asam dan basa).
Molekul asam amino
mengalami reaksi asam-basa intra molekul membentuk ion zwitter yaitu ion yang bermuatan
ganda (positif dan negatif).
2.
Berekasi dengan asam, basa. Bila direaksikan dengan asam, asam amino bertindak sebagai
basa (anion) yang menerima H+ dari asam.
Bila direaksikan
dengan basa, asam amino bertindak sebagai asam (kation) yang akan melepas H+.
3. Asam amino bersifat optis aktif kecuali glisin, karena atom C asimetris yang dapat
memutar bidang cahaya terpolarisasi.
Monomer protein
Dalam larutan muatan
asam amino bergantung pada pH. Bila asam amino ditetesi basa maka akan melepaskan H+ sehingga menjadi netral dan bermuatan negatif.
Sebaliknya, bila ditetesi asam maka akan menerima H+ dari asam sehingga terjadi pH asam amino tidak bermuatan disebut titik
isoelektrik. Di bawah titik isoelektriknya asam amino bermuatan positif dan di
atas titik elektriknya asam amino bermuatan negatif. Dalam keadaan padat
kering, asam amino berada sebagai ion dipolar dg ion karboksilat (–COO–) dan gugus amonium (–NH3+)
Pembentukan Ikatan Peptida
Reaksi asam amino adalah pembentukan ikatan peptida. Dua molekul asam amino berikatan peptida dengan melepaskan 1 molekul
air antara gugus amino dan gugus karboksil.
Molekul dari 2 asam
amino disebut dipeptida. Karena masih memiliki gugus amino dan gugus karboksil
maka dipeptida dapat mengikat asam amino lain membentuk polipeptida disebut
protein.
PROTEIN
Protein adl polimer alam yang tersusun dari asam-asam amino melalui ikatan
peptida disebut polipeptida.
Asam-asam amino
penyusun protein sekitar 20 jenis asam amino. Masa molekul relatif protein berkisar antara 6.000 hingga jutaan.
Unsur utama penyusun protein C, H, O, dan N. Beberapa protein juga mengandung
unsur S dan R.
Struktur Protein
Struktur protein dibedakan menjadi :
1) Struktur Primer
menyatakan urutan asam-asam amino pada rantai
protein dan letak ikatan disulfida bila ada. Karena protein dapat mengandung 100
atau lebih asam amino sulit menggambarkan rumus bangunnya, karena itu digunakan
singkatan 3 huruf untuk tiap asam amino. Misalnya: Glu – Ala – Lys – Gly – Tyr
– Ala
2) Struktur Sekunder
Hubungan ruang asam amino yang berdekatan
pada struktur primer, mungkin reguler dan berulang secara periodik. Adanya gaya
dispersi atau ikatan hidrogen, suatu rantai polipeptida menggulung seperti
spiral (alfa heliks).
3) Struktur Tersier
merupakan susunan keseluruhan dan hubungan berbagai
bagian dari suatu rantai polipeptida.
4) Struktur Kuarterner
struktur kuarterner protein terdiri atas 2 rantai polipeptida
atau lebih disatukan oleh gaya dispersi (ikatan hidrogen). Protein seperti ini
dinamakan oligomer, sedangkan asam amino yang menyusunnya disebut monomer.
b. Sifat-Sifat Protein
– Protein tidak menunjukkan titik cair
tertentu dan tidak dapat disuling.
– Umumnya protein bersifat koloid hidrofil.
– Dapat diendapkan/dikoagulasikan dengan penambahan larutan
pekat NaCl, MgSO4, (NH4)2SO4, alkohol, aseton, asam, dan basa atau dengan
pemanasan 100° C.
Protein yang dikoagulasikan tidak dapat larut dalam air
atau pendinginan karena telah mengalami perubahan irreversibel yang disebut denaturasi. Protein mengalami denaturasi telah kehilangan fungsi biologinya meskipun
rangkaian asam-asam amino tidak rusak. Denaturasi protein terjadi akibat
perubahan struktur terutama struktur tersier dan struktur kuarternernya.
– Dapat mengalami hidrolisis oleh asam-asam encer menjadi
asam-asam amino. Hidrolisis protein juga dapat dilakukan oleh enzim protease.
a.
Penggolongan
Protein
1)
Berdasar Fungsi Biologinya
Berdasarkan fungsi biologinya protein
diklasifikasikan 7 golongan :
a) Enzim
golongan protein yang terbesar. Fungsi enzim
adalah sebagai katalisator yang spesifik pada reaksi kimia dalam makhluk hidup.
Enzim mempercepat reaksi kimia tanpa terjadi kenaikan suhu, perubahan pH, dan
hasil reaksi tambahan seperti yang terjadi pada reaksi-reaksi kimia biasa. Contoh:
pepsin, stipsin, ribonuklease
b)
Protein Pembangun.
berfungsi sebagai zat pembentuk struktur yang
baru dan mengganti sel yang rusak. Contoh: Glikoprotein dalam dinding sel keratin
dalam kulit
c) Protein Transpor
mempunyai kemampuan mengikat dan memindahkan molekul
atau ion spesifik melalui aliran darah.
Contoh: – Hemoglobin dalam sel
darah merah berfungsi sebagai alat pengangkut oksigen dalam darah
–
Mioglobin sebagai alat pengangkut oksigen dalam jaringan otot
d) Protein Pelindung (Antibodi)
berfungsi melindungi organisme dari serangan
penyakit.
Contoh: – Imunoglobin
(antibodi) dapat menetralkan bakteri, virus, dan antigen (protein asing).
– Fibrinogen dan trombin : protein penggumpal
darah bila terjadi luka.
e) Protein Pengatur (Hormon)
berfungsi mengatur aktivitas sel. Contoh:
Insulin mengatur metabolisme glukosa.
f) Protein Cadangan
disimpan untuk berbagai proses metabolisme dalam
tubuh.
Contoh: Kasein pada susu Ovalbumin
pada putih telur
g) Protein Kontraktil
memberikan kemampuan pada sel dan organisme untuk berubah atau bergerak. Contoh:
Aktin dan miosin berperan dalam sistem kontraksi otot rangka.
2) Berdasar Bentuknya
digolongkan menjadi
dua yaitu protein globular dan protein serabut.
Protein globular
memiliki rantai polipeptida berlipat rapat menjadi bentuk bulat padat
(globular), yang memiliki fungsi gerak. Contoh: Hemoglobin dan enzim
Protein serabut
memiliki fungsi pelindung, contoh: L–keratin pada rambut dan kolagen pada urat.
3) Berdasarkan Komposisi Kimia
dibedakan menjadi protein sederhana dan protein terkonjugasi. Protein
sederhana hanya tersusun dari asam-asam amino. Contoh: enzim ribunoklease.
Pada protein terkonjugasi asam amino juga terikat gugus lain Contoh:
Lipoprotein, protein yang terkonjugasi lipid (lemak) Glikoprotein, protein yang
terkonjugasi karbohidrat, posfoprotein, protein yang terkonjugasi gugus fosfat
Beberapa reaksi pengenal protein.
1. Reaksi Biuret
adalah reaksi umum
protein (ikatan peptida). Bila protein ditetesi dengan larutan NaOH, kemudian
larutan CuSO4 encer (2%) maka akan terbentuk warna ungu. Reaksi ini
berdasarkan adanya gugusan peptida.
2. Reaksi Millon
digunakan untuk mengidentifikasi adanya tirosin pada protein. Bila protein
yang mengandung tirosin dipanaskan dengan merkuri nitrat Hg(NO3)2 yang mengandung asam nitrit, maka akan terjadi jonjot
merah.
3. Reaksi Xantoproteat
menguji protein yang
mengandung gugus fenol (cincin benzena). Bila protein yang mengandung cincin benzena
ditambah HNO3 pekat dan kemudian dibuat alkalis maka akan terjadi warna
kuning.
4. Uji Terhadap Belerang
menguji adanya belerang dalam protein maka
ke dalam protein ditambahkan larutan NaOH pekat dan dipanaskan, kemudian ditambahkan
Pb(NO3)2. Adanya belerang
ditandai terjadinya endapan hitam dari Pbs.
LEMAK
Lemak adalah ester
dari gliserol dengan asam-asam karboksilat suku tinggi. Asam penyusun lemak
disebut asam lemak
Dari sudut kimia lemak dan minyak adalah sama, merupakan ester dari asam
suku
tinggi dengan gliserol (1,2,3-propanatriol), sifat fisisnya lemak berfase padat
mengandung asam jenuh, sedang minyak berfase cair mengandung asam tak jenuh
(asam oleat), sedang lemak.
Contoh:Asam lemak jenuh
Lemak disebut juga dengan lipida. Lipida merupakan senyawa organik yang
terdapat pada jaringan tanaman dan hewan. Lipida larut dalam pelarut-pelarut
yang mempunyai
kepolaran rendah seperti kloroform, karbon tetraklorida, dietil eter, atau
benzena. Air tidak dapat melarutkan lipida. Beberapa senyawa yang termasuk
lipida, antara lain:
Lemak dan minyak
– Lemak dan minyak adalah trigliserida atau trigliserol, artinya triester
dari gliserol.
Pada suhu kamar (25 °C) lemak
berbentuk padat sedangkan minyak berbentuk cair.
– Minyak dapat
dihasilkan dari kelapa, kedelai, bunga matahari, kapas, jagung, kacang tanah,
dan sebagainya. Fungsi lipida antara lain sebagai komponen struktural membran
sel, bahan bakar, lapisan pelindung, vitamin, dan hormon.
Fosfolipida
Fosfolipida ialah lipida yang mengandung gugus asam fosfat. Salah satu
contoh fosfolipida adalah asam
fosfatida. Berbeda dengan lemak/gliserida di mana ketiga
OH pada gliserol diganti dengan asam lemak, maka dalam molekul asam
fosfatida hanya terdapat 2 gugus OH yang diganti dengan asam lemak, sedangkan
gugus OH yang ketiga diganti dengan asam
fosfat.
Reaksi-Reaksi Lemak dan Minyak
1. Hidrogenasi Minyak
Ikatan rangkap pada minyak dapat dijenuhkan
dengan cara hidrogenasi sehingga menjadi lemak padat.
2. Reaksi Penyabunan
Reaksi antara gliserida dengan basa menghasilkan sabun
dikenal dengan reaksi penyabunan (saponifikasi).
Sabun yang mengandung logam Na (dari lemak + NaOH)
disebut sabun keras (sabun cuci), sedang yang mengandung logam K disebut sabun
lunak (sabun mandi).
Untuk menyatakan banyaknya asam yang terkandung dalam
lemak digunakan reaksi penyabunan dengan KOH, yang dinyatakan dengan angka penyabunan, yaitu angka yang menunjukkan berapa mg KOH yang digunakan
uuntuk menyabunkan 1 gram lemak.
3. Reaksi Hidrolisis
Dengan adanya enzim lipase, lemak atau minyak dapat
mengalami hidrolisis oleh air pada suhu kamar.
Nama
asam
|
Jumlah
karbon
|
Titik
leleh (0C)
|
Jenuh
Asam laurat
Asm miristat
Asam palmitat
Asam stearat
Tidak jenuh
Asam oleat
Asam Linoleat
Asam linolenat
|
12
14
16
18
18
18
18
|
44
58
63
70
13
-5
-11
|
Kegunaan lemak adalah sebagai berikut.
a. Di dalam tubuh, lemak berfungsisebgai sumber energi cadangan dan pelarut
vitamin (A, D, E, K) dan zat tertentu.
b. Dalam bidang industri, lemak digunakan untuk membuat sabun dan margarin.
c. Minyak digunakan untuk menggoreng bahan makanan.
Lemak terdapat dalam
bahan makanan seperti keju, daging, mentega, susu, dan ikan segar. Lemak dapat
bergabung dengan senyawa lain dan disimpan dalam tubuh, misalnya : fosfolipid,
glikolipid dan lipoprotein.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar