KARBOHIDRAT
Karbohidrat dapat
digolongkan menjadi:
Karbohidrat adalah senyawa yang terdiri atas unsur-unsur
C, H, dan O dengan rumus empiris Cn(H2O)n. Karbohidrat disebut
juga hidrat arang atau sakarida.
Penggolongan karbohidrat
1. Berdasarkan
karbohidrat sederhana yang dihasilkan pada hidrolisis
a. Monosakarida
Monosakarida adalah
satuan karbohidrat yang paling sederhana sehingga tidak dapat dihidrolisis
menjadi karbohidrat yang
lebih sederhana lagi.
Monosakarida terkecil
adalah gliseraldehida. Contoh: glukosa, galaktosa, ribosa, dan lain-lain.
D-gliserida dan
L-gliserida merupakan isomer ruang. Menggunakan acuan letak OH pada atom C ke3,
diberi awalan D, jika OH terletak di kanan dan L jika OH terletak di kiri.
Menurut Van’t Hoff senyawa memiliki n atom C asimetris akan memiliki
isomer optis sebanyak 2n. Contoh:Gliserida mempunyai 1atom C asimetris, maka
isomer optis adalah 21 = 2 yaitu D-gliserida dan L-gliserida.
Sifat-sifat
dari Monosakarida
Berupa Kristal putih
Mudah larut dalam air
Perbandingan kemanisan fru : glu = 100 : 74
Diperoleh dari hidrolisis disakarida
Dapat mereduksi fehling (biru) hasilnya Cu2O
(endapan merah bata)
Bereaksi dengan pereaksi Tollens membentuk
endapan perak
a) Glukosa (gula anggur)
Glukosa disebut juga destrosa, karena bersifat dekstro, mempunyai
putaran optik ke kanan (dekstro), ditulis D(+) glukosa (memutar bidang
polarisasi ke kanan 52°). Mengenai arah rotasinya tak dapat ditetapkan dari
konfigurasinya tetapi dari eksperimen. Struktur terbuka D(+) glukosa jika dilarutkan dalam air
membentuk struktur melingkar disebut
siklohemiasetal.
Hal ini terjadi karena reaksi gugus aldehida dengan gugus
alkohol dalam 1 molekul (pada atom
C nomor 5).
Glukosa terbentuk dari
hidrolisis pati, glikogen, maltosa, dapat diragikan menjadi etanol dan
gas CO2.
b) Fruktosa/Levulosa/Gula
buah
Fruktosa merupakan
ketoheksosa yang terbentuk dari hidrolisis sukrosa, insulin (pati dari dahlia).
Fruktosa terdapat bersama
dalam madu dan buah-buahan, rasa manis melebihi glukosa dan sukrosa. Fruktosa
memutar bidang polarisasi ke kiri dengan sudut 92° sehingga ditulis D(–)
fruktosa.
3) Ribosa dan
Deoksiribosa
Yang mengandung 5 atom C
atau pentosa yang sangat penting adalah aldopentosa yang disebut ribosa,
terdapat dalam RNA (Ribonucleic Acid = asam deoksiribosa).
b. Disakarida
Disakarida terjadi karena
penggabungan 2 molekul monosakarida dengan pelepasan air.
Pada hidrolisis akan
terbentuk monosakarida-monosakarida penyusunnya. Contoh: sukrosa, laktosa,
maltosa.
1) Sakarosa/sukrosa/gula
tebu
Sukrosa terjadi karena
penggabungan D(+) glukosa dengan D(–) fruktosa.
Pada hidrolisis sukrosa
(karena pengaruh enzim invertase) akan terjadi perubahan arah putaran
bidang polarisasi dari
positif (ke kanan) ke negatif (ke kiri). Peristiwa ini disebut inversi gula tebu.
Campuran yang terjadi disebut gula invert.
Sukrosa tidak bersifat
reduktor, tetapi dapat diragikan.
2) Maltosa
Maltosa tersusun atas 2
molekul D(+) glukosa dengan melepas air. Oleh karena itu, hidrolisis
maltosa dengan enzim
maltase akan dihasilkan glukosa.
3) Laktosa
Laktosa tersusun atas
satu molekul D-glukosa dan 1 molekul D-galaktosa. Hidrolisis laktosa
menghasilkan glukosa dan galaktosa (terjadi karena pengaruh asam atau enzim
laktase).
Laktosa terdapat dalam
susu mamalia sebanyak 4–5%. Laktosa tidak manis seperti gula
lain dan tak dapat
diragikan. Laktosa merupakan serbuk tak berwarna dan sedikit larut dalam
air.
c. Polisakarida
Polisakarida mempunyai
massa rumus yang sangat besar dan tidak larut dalam air.
Polisakarida mempunyai
rumus umum: (C6H10O5)n. Polisakarida adalah karbohidrat yang disusun
oleh lebih dari delapan unit monosakarida. Senyawa-senyawa penting polisakarida:
amilum (pati), glikogen, dan selulosa.
1) Amilum/pati
Amilum merupakan polimer
glukosa dalam bentuk ikatan alfa, yang terdiri atas kurang lebih
500 unit. Amilum terdapat
sebagai persediaan makanan tumbuh-tumbuhan. Terbentuknya
amilum dalam tumbuh-tumbuhan
merupakan hasil reaksi fotosintesis.
Sifat-sifat amilum:
(1) Dengan larutan iodium
memberikan warna biru karena adanya amilosa.
(2) Pada hidrolisis
dengan asam encer awalnya terbentuk dekstrin dan akhirnya glukosa
Glukosa dengan enzim zimase
merupakan peragian terbentuk alkohol (C2H5OH) dan
CO2.
2) Glikogen
Glikogen terdiri atas
satuan-satuan D-glukosa, kurang lebih 1.000 unit, merupakan makanan
cadangan yang terdapat
dalam hati, jaringan hewan menyusui, dan manusia.
Sifat-sifat glikogen:
(1) Dengan iodium memberi
warna merah.
(2) Mereduksi larutan
Fehling.
(3) Larut dalam air.
(4) Pada hidrolisis dengan asam terbentuk glukosa,
sedang hidrolisis dengan enzim diastase membentuk maltosa.
3) Selulosa
Selulosa merupakan
penyusun utama dinding sel tumbuhan. Selulosa terdiri atas satuan Dglukosa yang
terdiri atas 1.000–3.000 unit sehingga sukar dicerna oleh enzim manusia.
Sifat-sifat selulosa:
Sukar larut dalam air,
asam, atau basa encer, tetapi larut dalam larutan kupro amonium hidroksida (CuSO4
+ NH4OH yang disebut pereaksi Schweitzer).
Guna selulosa:
(1) Metil selulosa
digunakan dalam pembuatan plastik film.
(2) Selulosa asetat
digunakan untuk membuat film tak terbakar.
(3) Selulosa nitrat
(kapas peledak) digunakan untuk bahan peledak.
2. Berdasarkan gugus
fungsional yang dikandungnya
a. Aldosa, yaitu
karbohidrat yang memiliki gugus aldehida. Contoh: glukosa adalah suatu aldosa.
b. Ketosa, yaitu
karbohidrat yang memiliki gugus keton. Contoh: fruktosa adalah suatu ketosa.
3. Berdasarkan jumlah
atom C pada monosakarida
a. Triosa adalah monosakarida yang mengandung
3 atom C. Contoh: gliseraldehida dan dihidroksi keton.
b. Tetrosa adalah
monosakarida yang mengandung 4 atom C. Contoh: ertosa.
c. Pentosa adalah
monosakarida yang mengandung 5 atom C. Contoh: arabinosa.
d. Heksosa adalah
monosakarida yang mengandung 6 atom C.
Reaksi mengenal
karbohidrat adalah sebagai berikut.
1.
Uji Fehling
Glukosa, galaktosa,
maltosa mengandung gugus aldehid,
sehingga dengan
perekasi Fehling memberikan uji yang positif yang ditandai dengan terbentuknya
endapan merah. Fruktosa meskipun tidak mengandung gugus aldehid juga
menimbulkan endapan merah dengan pereaksi fehling karena banyak mengandung
gugus hidroksil. Sehingga gula tersebut disebut gula pereduksi (mereduksi
pereaksi fehling), contoh:
Contoh:
3. Uji Iodium
Uji ini dapat membedakan antar amilum, glikogen dan
selulosa.
Amilum + I2 →biru
Glikogen + I2 → merah cokelat
Selulosa + I2 →
negatif
Sukrosa dan polisakarida tidak menimbulkan endapan merah
dengan larutan fehling, karena gugus aldehidnya sudah hilang.
2. Uji Tollens
Uji positif terhadap pereduksi (glukosa, galaktosa, dan
maltosa) yang ditandai dengan terbentuknya cermin perak pada dinding tabung.
3. Uji Iodium
Uji ini dapat membedakan antar amilum, glikogen dan
selulosa.
Amilum + I2 →biru
Glikogen + I2 → merah cokelat
Selulosa + I2 → negatif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar