Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara
larutan dan suspensi (campuran kasar).
Sistem koloid ini mempunyai
sifat-sifat khas yang berbeda dari sifat larutan atau suspensi.
Keadaan koloid bukan ciri dari zat tertentu karena semua zat, baik padat, cair, maupun gas, dapat dibuat dalam keadaan koloid.
Keadaan koloid bukan ciri dari zat tertentu karena semua zat, baik padat, cair, maupun gas, dapat dibuat dalam keadaan koloid.
Cairan tubuh, seperti darah adalah sistem koloid, bahan makanan seperti susu, keju, nasi, dan roti adalah sistem koloid. Cat, berbagai jenis obat, bahan kosmetik, tanah pertanian juga merupakan sistem koloid.
A.
Perbedaan Larutan,
Koloid, dan Suspensi
Larutan
|
Koloid
|
Suspensi Kasar
|
- Homogen, tdk dapat dibedakan dengan mikroskop ultra
- Jernih
- satu fase
- Tidak dapat disaring
- Tidak memisah (stabil)
- Diameter partikel
<>-7 cm
|
- Tampak homogen, dgn mikroskop ultra tampak heterogen
- Tidak jernih
- Dua fase
- Dapat disaring kertas saring ultra
- Umumnya stabil
- Diameter partikel 10-7 -10-5 cm.
|
- Heterogen
- Tidak jernih
- Dua fase
- Dapat disaring kertas saring ultra
- Tidak stabil
- Diameter partikel
> 10-5cm
|
B. Jenis-jenis Koloid
Sistem Koloid
Sistem koloid dibagi menjadi dua bagian yaitu fase
terdispersi (zat terlarut) dan medium
pendispersi (pelarut). Keduanya terdiri dari tiga fase/wujud yaitu padat, cair dan gas yang bersatu. Namun antara fase gas dengan gas tidak membentuk Sistem koloid karena bercampur homogeny maka termasuk pada larutan.
pendispersi (pelarut). Keduanya terdiri dari tiga fase/wujud yaitu padat, cair dan gas yang bersatu. Namun antara fase gas dengan gas tidak membentuk Sistem koloid karena bercampur homogeny maka termasuk pada larutan.
No
|
Fase Terdispersi
|
Medium Pendispersi
|
Nama Koloid
|
Contoh
|
1.
|
Padat
|
Padat
|
Sol Padat
|
Perunggu, baja
|
2.
|
Padat
|
Cair
|
Sol
|
Cat, tinta, lotion
|
3.
|
Padat
|
Gas
|
Aerosol padat
|
Asap, debu diudara
|
4.
|
Cair
|
Padat
|
Emulsi Padat
|
Keju, mentega, jeli
|
5.
|
Cair
|
Cair
|
Emulsi cair
|
Susu, santan
|
6.
|
Cair
|
Gas
|
Aerosol cair
|
Kabut, awan
|
7.
|
Gas
|
Padat
|
Busa
|
Batu apung, busa jok
|
8.
|
Gas
|
Cair
|
Busa/buih
|
Buih sabun/sampo
|
Sifat-Sifat Koloid
(Courtesy From : You Tube)
(Courtesy From : You Tube)
1. Efek Tyndall
Efek tyndall ini ditemukan oleh John
Tyndall (1820-1893), seorang ahli fisika Inggris. Oleh karena itu sifat itu
disebut efek tyndall.
Efek tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat larutan sejati disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid, cahaya akan dihamburkan. hal itu terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel-partikel yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya, pada larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati.
Efek tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat larutan sejati disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid, cahaya akan dihamburkan. hal itu terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel-partikel yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya, pada larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati.
2. Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerak acak, gerak
tidak beraturan dari partikel koloid.
Jika kita amati sistem koloid dibawah mikroskop ultra, maka kita akan melihat bahwa partikel-partikel tersebut akan bergerak membentuk zigzag. Pergerakan zigzag ini dinamakan gerak Brown.
Jika kita amati sistem koloid dibawah mikroskop ultra, maka kita akan melihat bahwa partikel-partikel tersebut akan bergerak membentuk zigzag. Pergerakan zigzag ini dinamakan gerak Brown.
Partikel – partikel suatu zat
senantiasa bergerak. Gerakan tersebut bersifat acak seperti pada zat cair dan
gas. System koloid dengan medium pendipersi zat cair atau gas,
partikel-partikel menghasilkan tumbukan. Tumbukan tersebut berlangsung dari
segala arah. Partikel koloid cukup kecil, tumbukan cenderung tidak seimbang.
Dan menyebabkan perubahan arah partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau
gerak brown.
Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak brown. Semakin besar ukuran partikel, semakin lambat gerak brown.
Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak brown. Semakin besar ukuran partikel, semakin lambat gerak brown.
Gerak Brown dipengerahui oleh suhu.
Semakin tinggi suhu system, koloid, semakin besar energi kinektik yang dimiliki
partikel medium. Akibatnya, gerak Brown dari partikel fase terdispersinya
semakin cepat. Semakin rendah suhu system koloid, maka gerak Brown semakin
lambat.
3. Elektroforesis
Oleh karena partikel sol bermuatan listrik, maka partikel ini akan bergerak dalam medan listrik. Pergerakan ini disebut elektroforesis. Untuk lebih jelas, mari kita lihat tabung berikut di samping.
Oleh karena partikel sol bermuatan listrik, maka partikel ini akan bergerak dalam medan listrik. Pergerakan ini disebut elektroforesis. Untuk lebih jelas, mari kita lihat tabung berikut di samping.
Pada gambar, terlihat bahwa
partikel-partikel koloid bermuatan positif tersebut bergerak menuju elektrode
dengan muatan berlawanan, yaitu elektroda negatif. Jika sistem koloid bermuatan
negative, maka partikel itu akan menuju ke elektroda positif.
Manfaat elektroforesis adalah :
Manfaat elektroforesis adalah :
a. Menerima muatan yang dimiliki suatu
partikel.
b. Memproduksi barang industri yang
terbuat dari karet, misalnya sarung tangan.
c. Mengurang zat pencemar udara yang
dihasilkan dunia industri dengan metode Cottrell.
4. Koagulasi
Jika partikel-partikel koloid
tersebut bersifat netral, maka akan terjadi penggumpalan dan pengendapan karena
pengaruh gravitasi. Proses penggumpalan dan pengendapan ini disebut koagulasi.
Koagulasi yaitu peristiwa
pengendapan partikel-partikel koloid sehingga fase terdispersinya terpisah dari
medium pendispersinya. Koagulasi disebabkan karena hilangnya kestabilan untuk
mempertahankan partikel agar tetap tersebar di medium pendispersi. Koagulasi
dapat dilakukan dengan penambahan zat elektrolit dan cara mekanik (pemanasan,pendinginan,pengadukan).
Kegunaan koagulasi adalah :
a. Penjernihan air dengan penambahan
tawas (K2SO4.Al(SO4)3).
b. Proses pendinginan santan.
c. Pengolahan karet dari lateks.
d. Pembentukan delta di daerah muara
sungai.
e. Telur rebus dan pembuatan agar-agar.
5. Adsorpsi
Partikel sol padat ditempatkan dalam zat cair atau
gas, maka partikel zat cair atau gas akan terakumulasi. Fenomena disebut
adsorpsi. Jadi sdsorpsi terkait dengan penyerapan partikel pada permukaan zat.
Partikel koloid sol memiliki kemampuan untuk mengadsorpsi partikel pendispersi
pada permukaanya. Daya adsorpsi partikel koloid tergolong besar Karenna
partikelnya memberikan sesuatu permukaan yang luas. Sifat ini telah digunakan
dalam berbagai proses seperti penjernihan air.
Manfaat adsorpsi adalah :
1. Penggunaan norit untuk penyembuhan
sakit perut.
2. Proses pemutihan gula pasir pada
industri gula dengan tanah diatomi dan arang tulang.
3. Pewarnaan serat sutra, wool atau
kapas dalam larutan Al2(SO4)3 pada industri
tekstil.
4. Proses penjernihan air keruh dengan
tawas.
5. Pembersihan kotoran dengan sabun.
6. Adsorpsi koloid humus oleh koloid
tanah liat.
7. Koloid Liofil dan Liofob
No
|
Koloid Liofil
|
Koloid Liofob
|
1.
|
Stabil
|
Kurang stabil
|
2.
|
Kekentalan
tinggi
|
Kekentalan rendah
|
3.
|
Dapat dibuat
gel
|
Tidak semua dapat dibuat gel
|
4.
|
Sukar diendapkan
|
Mudah diendapkan
|
5.
|
Mengadsorpsi
molekul
|
Mengabsorpsi ion
|
6.
|
Kurang
menunjukkan efek Tyndall
|
Efek Tyndall sangat jelas
|
7.
|
Dibuat dengan
cara dispersi
|
Dibuat secara kondensasi
|
8.
|
Gerak Brown
kurang jelas
|
Gerak Brown sangat jelas
|
9.
|
Terdiri dari
zat organik
|
Terdiri dari zat organik
|
10.
|
Reversibel
|
Tidak reversibel
|
Penjernihan Air
Air keran (PDAM) yang ada saat ini mengandung partikel-partikel koloid
tanah liat,lumpur, dan berbagai partikel lainnya yang bermuatan negatif. Oleh
karena itu, untuk menjadikannya layak untuk diminum, harus dilakukan beberapa
langkah agar partikel koloid tersebut dapat dipisahkan. Hal itu dilakukan
dengan cara menambahkan tawas Al2(SO4)3.Ion Al3+
yang terdapat pada tawas tersebut akan terhidroslisis membentuk partikel koloid
Al(OH)3 yang bermuatan positif melalui reaksi: Al3+ + 3H2O
→ Al(OH)3 + 3H+
Setelah itu, Al(OH)3 menghilangkan muatan-muatan negatif dari
partikel koloid tanahliat/lumpur dan terjadi koagulasi pada lumpur. Lumpur
tersebut kemudian mengendap bersama tawas yang juga mengendap karena pengaruh
gravitasi.
8. Emulsi
Emulsi adalah prosespenstabilan koloid
berupa koloid cairan dalam media cair. Zatnya disebut emulsifier
Contoh : susu merupakan emulsi lemak
dalam airdengan kasein ebagai emulsifier
D.
Pembuatan Sistem Koloid
Cara
Pembuatan Koloid
1. Kondensasi yaitu pembuatan koloid dengan mengubah partikel-partikel larutan
yang terdiri dari molekul-molekul atau ion menjadi partikel koloid.
Cara kondensasi merupakan cara kimia, misalnya :
a. Reaksi redoks : 2H2S(g) + SO2(aq) → 2H2O(l) + 3S(koloid)
b. Reaksi Hidrolisis : FeCl3(aq) + 3H2O(l)→ Fe(OH)3(koloid) +3HCl(aq)
c. Reaksi dekomposisi rangkap : AgNO3(aq) + NaCl(aq) → AgCl(koloid) + NaNO3(aq)
d. Reaksi pergantian pelarut : S + alkohol + air → S(koloid)
Cara kondensasi merupakan cara kimia, misalnya :
a. Reaksi redoks : 2H2S(g) + SO2(aq) → 2H2O(l) + 3S(koloid)
b. Reaksi Hidrolisis : FeCl3(aq) + 3H2O(l)→ Fe(OH)3(koloid) +3HCl(aq)
c. Reaksi dekomposisi rangkap : AgNO3(aq) + NaCl(aq) → AgCl(koloid) + NaNO3(aq)
d. Reaksi pergantian pelarut : S + alkohol + air → S(koloid)
2. Cara
Dispersi yaitu pembuatan koloid dari suspensi kasar. Cara dispersi dibedakan
menjadi 4, yaitu :
a. Cara Mekanik
a. Cara Mekanik
Pembuatan
koloid dengan cara penggerusan/penggilingan untuk zat padat, cara
pengadukan/pengocokan untuk zat cair, kemudian didispersikan ke dalam medium (pendispersi).
Contoh : belerang halus + air → sol belerang
pengadukan/pengocokan untuk zat cair, kemudian didispersikan ke dalam medium (pendispersi).
Contoh : belerang halus + air → sol belerang
b. Cara Peptisasi
Pembuatan
koloid dengan cara memecah molekul besar menjadi molekul yang lebih kecil
dengan menghilangkan ion elektrolit penyebab gumpalan.
dengan menghilangkan ion elektrolit penyebab gumpalan.
d. Cara Busur Bredig (Elektrodispersi)
Pembuatan koloid dengan menggunakan loncatan bunga api
listrik. Cara ini biasanya untuk membuat sol logam.
e. Cara
Homogenisasi
Pembuatan koloid dengan cara membuat suatu zat menjadi homogen dan
berukuran koloid. Cara ini digunakan pada pembuatan susu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar