Minggu, 11 Februari 2018

Makromolekul II

KARBOHIDRAT

Karbohidrat dapat digolongkan menjadi:


Karbohidrat adalah senyawa yang terdiri atas unsur-unsur C, H, dan O dengan rumus empiris Cn(H2O)n. Karbohidrat disebut juga hidrat arang atau sakarida.
Penggolongan karbohidrat
1. Berdasarkan karbohidrat sederhana yang dihasilkan pada hidrolisis
a. Monosakarida
Monosakarida adalah satuan karbohidrat yang paling sederhana sehingga tidak dapat dihidrolisis
menjadi karbohidrat yang lebih sederhana lagi.
Monosakarida terkecil adalah gliseraldehida. Contoh: glukosa, galaktosa, ribosa, dan lain-lain.

D-gliserida dan L-gliserida merupakan isomer ruang. Menggunakan acuan letak OH pada atom C ke3, diberi awalan D, jika OH terletak di kanan dan L jika OH terletak di kiri. Menurut Van’t Hoff senyawa memiliki n atom C asimetris akan memiliki isomer optis sebanyak 2n. Contoh:Gliserida mempunyai 1atom C asimetris, maka isomer optis adalah 21 = 2 yaitu D-gliserida dan L-gliserida.
Sifat-sifat dari Monosakarida
*         Berupa Kristal putih
*         Mudah larut dalam air
*         Perbandingan kemanisan fru : glu = 100 : 74
*         Diperoleh dari hidrolisis disakarida
*         Dapat mereduksi fehling (biru) hasilnya Cu2O (endapan merah bata)
*         Bereaksi dengan pereaksi Tollens membentuk endapan perak
a) Glukosa (gula anggur)
Glukosa disebut juga destrosa, karena bersifat dekstro, mempunyai putaran optik ke kanan (dekstro), ditulis D(+) glukosa (memutar bidang polarisasi ke kanan 52°). Mengenai arah rotasinya tak dapat ditetapkan dari konfigurasinya tetapi dari eksperimen. Struktur terbuka  D(+) glukosa jika dilarutkan dalam air membentuk struktur melingkar disebut siklohemiasetal.
Hal ini terjadi karena reaksi gugus aldehida dengan gugus alkohol dalam 1 molekul (pada atom
C nomor 5).

Glukosa terbentuk dari hidrolisis pati, glikogen, maltosa, dapat diragikan menjadi etanol dan
gas CO2.
b) Fruktosa/Levulosa/Gula buah
Fruktosa merupakan ketoheksosa yang terbentuk dari hidrolisis sukrosa, insulin (pati dari dahlia).
Fruktosa terdapat bersama dalam madu dan buah-buahan, rasa manis melebihi glukosa dan sukrosa. Fruktosa memutar bidang polarisasi ke kiri dengan sudut 92° sehingga ditulis D(–) fruktosa.

3) Ribosa dan Deoksiribosa
Yang mengandung 5 atom C atau pentosa yang sangat penting adalah aldopentosa yang disebut ribosa, terdapat dalam RNA (Ribonucleic Acid = asam deoksiribosa).

b. Disakarida
Disakarida terjadi karena penggabungan 2 molekul monosakarida dengan pelepasan air.
Pada hidrolisis akan terbentuk monosakarida-monosakarida penyusunnya. Contoh: sukrosa, laktosa, maltosa.
1) Sakarosa/sukrosa/gula tebu
Sukrosa terjadi karena penggabungan D(+) glukosa dengan D(–) fruktosa.

Pada hidrolisis sukrosa (karena pengaruh enzim invertase) akan terjadi perubahan arah putaran
bidang polarisasi dari positif (ke kanan) ke negatif (ke kiri). Peristiwa ini disebut inversi gula tebu. Campuran yang terjadi disebut gula invert.

Sukrosa tidak bersifat reduktor, tetapi dapat diragikan.
2) Maltosa
Maltosa tersusun atas 2 molekul D(+) glukosa dengan melepas air. Oleh karena itu, hidrolisis
maltosa dengan enzim maltase akan dihasilkan glukosa.

3) Laktosa
Laktosa tersusun atas satu molekul D-glukosa dan 1 molekul D-galaktosa. Hidrolisis laktosa menghasilkan glukosa dan galaktosa (terjadi karena pengaruh asam atau enzim laktase).
Laktosa terdapat dalam susu mamalia sebanyak 4–5%. Laktosa tidak manis seperti gula
lain dan tak dapat diragikan. Laktosa merupakan serbuk tak berwarna dan sedikit larut dalam
air.

c. Polisakarida
Polisakarida mempunyai massa rumus yang sangat besar dan tidak larut dalam air.
Polisakarida mempunyai rumus umum: (C6H10O5)n. Polisakarida adalah karbohidrat yang disusun oleh lebih dari delapan unit monosakarida. Senyawa-senyawa penting polisakarida: amilum (pati), glikogen, dan selulosa.
1) Amilum/pati
Amilum merupakan polimer glukosa dalam bentuk ikatan alfa, yang terdiri atas kurang lebih
500 unit. Amilum terdapat sebagai persediaan makanan tumbuh-tumbuhan. Terbentuknya
amilum dalam tumbuh-tumbuhan merupakan hasil reaksi fotosintesis.
Sifat-sifat amilum:

(1) Dengan larutan iodium memberikan warna biru karena adanya amilosa.
(2) Pada hidrolisis dengan asam encer awalnya terbentuk dekstrin dan akhirnya glukosa

Glukosa dengan enzim zimase merupakan peragian terbentuk alkohol (C2H5OH) dan
CO2.
2) Glikogen
Glikogen terdiri atas satuan-satuan D-glukosa, kurang lebih 1.000 unit, merupakan makanan
cadangan yang terdapat dalam hati, jaringan hewan menyusui, dan manusia.
Sifat-sifat glikogen:
(1) Dengan iodium memberi warna merah.
(2) Mereduksi larutan Fehling.
(3) Larut dalam air.
(4) Pada hidrolisis dengan asam terbentuk glukosa, sedang hidrolisis dengan enzim diastase membentuk maltosa.

3) Selulosa
Selulosa merupakan penyusun utama dinding sel tumbuhan. Selulosa terdiri atas satuan Dglukosa yang terdiri atas 1.000–3.000 unit sehingga sukar dicerna oleh enzim manusia.
Sifat-sifat selulosa:
Sukar larut dalam air, asam, atau basa encer, tetapi larut dalam larutan kupro amonium hidroksida (CuSO4 + NH4OH yang disebut pereaksi Schweitzer).
Guna selulosa:
(1) Metil selulosa digunakan dalam pembuatan plastik film.
(2) Selulosa asetat digunakan untuk membuat film tak terbakar.
(3) Selulosa nitrat (kapas peledak) digunakan untuk bahan peledak.
2. Berdasarkan gugus fungsional yang dikandungnya
a. Aldosa, yaitu karbohidrat yang memiliki gugus aldehida. Contoh: glukosa adalah suatu aldosa.
b. Ketosa, yaitu karbohidrat yang memiliki gugus keton. Contoh: fruktosa adalah suatu ketosa.
3. Berdasarkan jumlah atom C pada monosakarida
a. Triosa adalah monosakarida yang mengandung 3 atom C. Contoh: gliseraldehida dan dihidroksi keton.
b. Tetrosa adalah monosakarida yang mengandung 4 atom C. Contoh: ertosa.
c. Pentosa adalah monosakarida yang mengandung 5 atom C. Contoh: arabinosa.
d. Heksosa adalah monosakarida yang mengandung 6 atom C.
Reaksi mengenal karbohidrat adalah sebagai berikut.
1.       Uji Fehling
Glukosa, galaktosa, maltosa mengandung gugus aldehid,
sehingga dengan perekasi Fehling memberikan uji yang positif yang ditandai dengan terbentuknya endapan merah. Fruktosa meskipun tidak mengandung gugus aldehid juga menimbulkan endapan merah dengan pereaksi fehling karena banyak mengandung gugus hidroksil. Sehingga gula tersebut disebut gula pereduksi (mereduksi pereaksi fehling), contoh:

Contoh:
3. Uji Iodium
Uji ini dapat membedakan antar amilum, glikogen dan selulosa.
Amilum + I2 →biru
Glikogen + I2 → merah cokelat
Selulosa + I2 → negatif
Sukrosa dan polisakarida tidak menimbulkan endapan merah dengan larutan fehling, karena gugus aldehidnya sudah hilang.
2. Uji Tollens
Uji positif terhadap pereduksi (glukosa, galaktosa, dan maltosa) yang ditandai dengan terbentuknya cermin perak pada dinding tabung.

3. Uji Iodium
Uji ini dapat membedakan antar amilum, glikogen dan selulosa.
Amilum + I2 →biru
Glikogen + I2 → merah cokelat
Selulosa + I2 → negatif

Sumber : BSE Kimia XII SMA

Link Download : Karbohidrat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar