Minggu, 11 Februari 2018

Makromolekul III

Link Download: Protein dan Lemak

ASAM AMINO (PROTEIN)
Asam amino adalah senyawa yang memiliki gugus asam karboksilat (–COOH) dan gugus amina (–NH2). Secara umum dirumuskan :


Bila gugus –NH2 terikat pada atom C setelah gugus karboksilat (–COOH)  termasuk asam alfa α amino, selanjutnya β amino dan ɣ amino.
Asam amino di alam umumnya sebagai asam alfa amino. Asam amino dapat dibedakan berdasarkan gugus R (rantai samping) sebagai berikut.
a.       Dengan rantai samping alifatik.
b.      Dengan rantai samping yang mengandung gugus hidroksil.
c.       Dengan rantai samping yang mengandung belerang
d.      Dengan rantai samping yang mengandung gugus asam atau amida
e.      Dengan rantai samping yang mengandung gugus basa
f.        Yang mengandung cincin aromatik
Terdapat 300 jenis asam amino di alam, hanya 20 yang terdapat dalam protein,
Asam amino esensial
Asam amino non esensial
Adalah yang dibutuhkan tubuh tetapi tidak dapat disintesis tubuh
Adalah asam amino yang dapat disintesis tubuh
Contoh: arginin, fenilalanin, histidin, isoleusin, leusin, lisin, treonin, metionin, triptofan, dan valin
Contoh: glisin, asam glutamate, asam aspartat, sistin

Sifat-sifat asam amino:
1.      Amfoter dan membentuk ion Zwitter.
 Asam amino memiliki gugus karboksil (– COOH) yang bersifat asam, (melepaskan H+) dan gugus amina yang bersifat basa (menerima H+). Karena itu asam amino bersifat amfoter (bereaksi dengan asam dan basa).
Molekul asam amino mengalami reaksi asam-basa intra molekul membentuk ion zwitter yaitu ion yang bermuatan ganda (positif dan negatif).  
2.      Berekasi dengan asam, basa. Bila direaksikan dengan asam, asam amino bertindak sebagai basa (anion) yang menerima H+ dari asam.
Bila direaksikan dengan basa, asam amino bertindak sebagai asam (kation) yang akan melepas H+.
3.      Asam amino bersifat optis aktif  kecuali glisin, karena atom C asimetris yang dapat memutar bidang cahaya terpolarisasi.
Monomer protein
Dalam larutan muatan asam amino bergantung pada pH. Bila asam amino ditetesi  basa maka akan melepaskan H+ sehingga menjadi netral dan bermuatan negatif. Sebaliknya, bila ditetesi asam maka akan menerima H+ dari asam sehingga terjadi pH asam amino tidak bermuatan disebut titik isoelektrik. Di bawah titik isoelektriknya asam amino bermuatan positif dan di atas titik elektriknya asam amino bermuatan negatif. Dalam keadaan padat kering, asam amino berada sebagai ion dipolar dg ion karboksilat (–COO) dan gugus amonium (–NH3+)
Pembentukan Ikatan Peptida
Reaksi asam amino adalah pembentukan ikatan peptida. Dua molekul asam amino  berikatan peptida dengan melepaskan 1 molekul air antara gugus amino dan gugus karboksil.
Molekul dari 2 asam amino disebut dipeptida. Karena masih memiliki gugus amino dan gugus karboksil maka dipeptida dapat mengikat asam amino lain membentuk polipeptida disebut protein.
PROTEIN
Protein adl polimer alam yang tersusun dari asam-asam amino melalui ikatan peptida disebut  polipeptida.
Asam-asam amino penyusun protein sekitar 20 jenis asam amino. Masa molekul relatif  protein berkisar antara 6.000 hingga jutaan. Unsur utama penyusun protein C, H, O, dan N. Beberapa protein juga mengandung unsur S dan R.
Struktur Protein
Struktur protein dibedakan menjadi :
1) Struktur Primer
menyatakan urutan asam-asam amino pada rantai protein dan letak ikatan disulfida bila ada. Karena protein dapat mengandung 100 atau lebih asam amino sulit menggambarkan rumus bangunnya, karena itu digunakan singkatan 3 huruf untuk tiap asam amino. Misalnya: Glu – Ala – Lys – Gly – Tyr – Ala
2) Struktur Sekunder
Hubungan ruang asam amino yang berdekatan pada struktur primer, mungkin reguler dan berulang secara periodik. Adanya gaya dispersi atau ikatan hidrogen, suatu rantai polipeptida menggulung seperti spiral (alfa heliks).
3) Struktur Tersier
merupakan susunan keseluruhan dan hubungan berbagai bagian dari suatu rantai polipeptida.
4) Struktur Kuarterner
struktur kuarterner  protein terdiri atas 2 rantai polipeptida atau lebih disatukan oleh gaya dispersi (ikatan hidrogen). Protein seperti ini dinamakan oligomer, sedangkan asam amino yang menyusunnya disebut monomer.

b. Sifat-Sifat Protein
– Protein tidak menunjukkan titik cair tertentu dan tidak dapat disuling.
– Umumnya protein bersifat koloid hidrofil.
– Dapat diendapkan/dikoagulasikan dengan penambahan larutan pekat NaCl, MgSO4, (NH4)2SO4, alkohol, aseton, asam, dan basa atau dengan pemanasan 100° C.
Protein yang dikoagulasikan tidak dapat larut dalam air atau pendinginan karena telah mengalami perubahan irreversibel yang disebut denaturasi. Protein mengalami denaturasi  telah kehilangan fungsi biologinya meskipun rangkaian asam-asam amino tidak rusak. Denaturasi protein terjadi akibat perubahan struktur terutama struktur tersier dan struktur kuarternernya.
– Dapat mengalami hidrolisis oleh asam-asam encer menjadi asam-asam amino. Hidrolisis protein juga dapat dilakukan oleh enzim protease.
a.    Penggolongan Protein
1) Berdasar Fungsi Biologinya
Berdasarkan fungsi biologinya protein diklasifikasikan 7 golongan :
a) Enzim
golongan protein yang terbesar. Fungsi enzim adalah sebagai katalisator yang spesifik pada reaksi kimia dalam makhluk hidup. Enzim mempercepat reaksi kimia tanpa terjadi kenaikan suhu, perubahan pH, dan hasil reaksi tambahan seperti yang terjadi pada reaksi-reaksi kimia biasa. Contoh: pepsin, stipsin, ribonuklease
b) Protein Pembangun.
berfungsi sebagai zat pembentuk struktur yang baru dan mengganti sel yang rusak. Contoh: Glikoprotein dalam dinding sel keratin dalam kulit
c) Protein Transpor
mempunyai kemampuan mengikat dan memindahkan molekul atau ion spesifik melalui aliran darah.
Contoh: – Hemoglobin dalam sel darah merah berfungsi sebagai alat pengangkut oksigen dalam darah
– Mioglobin sebagai alat pengangkut oksigen dalam jaringan otot
d) Protein Pelindung (Antibodi)
berfungsi melindungi organisme dari serangan penyakit.
Contoh: – Imunoglobin (antibodi) dapat menetralkan bakteri, virus, dan antigen (protein asing).
– Fibrinogen dan trombin : protein penggumpal darah bila terjadi luka.
e) Protein Pengatur (Hormon)
berfungsi mengatur aktivitas sel. Contoh: Insulin mengatur metabolisme glukosa.
f) Protein Cadangan
disimpan untuk berbagai proses metabolisme dalam tubuh.
Contoh: Kasein pada susu Ovalbumin pada putih telur
g) Protein Kontraktil
memberikan kemampuan pada sel dan organisme untuk berubah atau bergerak. Contoh: Aktin dan miosin berperan dalam sistem kontraksi otot rangka.

2) Berdasar Bentuknya
digolongkan menjadi dua yaitu protein globular dan protein serabut.
Protein globular memiliki rantai polipeptida berlipat rapat menjadi bentuk bulat padat (globular), yang memiliki fungsi gerak. Contoh: Hemoglobin dan enzim
Protein serabut memiliki fungsi pelindung, contoh: L–keratin pada rambut dan kolagen pada urat.
3) Berdasarkan Komposisi Kimia
dibedakan menjadi protein sederhana dan protein terkonjugasi. Protein sederhana hanya tersusun dari asam-asam amino. Contoh: enzim ribunoklease.
Pada protein terkonjugasi asam amino juga terikat gugus lain Contoh: Lipoprotein, protein yang terkonjugasi lipid (lemak) Glikoprotein, protein yang terkonjugasi karbohidrat, posfoprotein, protein yang terkonjugasi gugus fosfat

Beberapa reaksi pengenal protein.
1. Reaksi Biuret
adalah reaksi umum protein (ikatan peptida). Bila protein ditetesi dengan larutan NaOH, kemudian larutan CuSO4 encer (2%) maka akan terbentuk warna ungu. Reaksi ini berdasarkan adanya gugusan peptida.
2. Reaksi Millon
digunakan untuk mengidentifikasi adanya tirosin pada protein. Bila protein yang mengandung tirosin dipanaskan dengan merkuri nitrat Hg(NO3)2 yang mengandung asam nitrit, maka akan terjadi jonjot merah.
3. Reaksi Xantoproteat
menguji protein yang mengandung gugus fenol (cincin benzena). Bila protein yang mengandung cincin benzena ditambah HNO3 pekat dan kemudian dibuat alkalis maka akan terjadi warna kuning.
4. Uji Terhadap Belerang
menguji adanya belerang dalam protein maka ke dalam protein ditambahkan larutan NaOH pekat dan dipanaskan, kemudian ditambahkan Pb(NO3)2. Adanya belerang ditandai terjadinya endapan hitam dari Pbs.
LEMAK
Lemak adalah ester dari gliserol dengan asam-asam karboksilat suku tinggi. Asam penyusun lemak disebut asam lemak
Dari sudut kimia lemak dan minyak adalah sama, merupakan ester dari asam suku
tinggi dengan gliserol (1,2,3-propanatriol), sifat fisisnya lemak berfase padat mengandung asam jenuh, sedang minyak berfase cair mengandung asam tak jenuh (asam oleat), sedang lemak.
Contoh:Asam lemak jenuh
Lemak disebut juga dengan lipida. Lipida merupakan senyawa organik yang terdapat pada jaringan tanaman dan hewan. Lipida larut dalam pelarut-pelarut yang mempunyai
kepolaran rendah seperti kloroform, karbon tetraklorida, dietil eter, atau benzena. Air tidak dapat melarutkan lipida. Beberapa senyawa yang termasuk lipida, antara lain:
Lemak dan minyak
– Lemak dan minyak adalah trigliserida atau trigliserol, artinya triester dari gliserol.
Pada suhu kamar (25 °C) lemak berbentuk padat sedangkan minyak berbentuk cair.
– Minyak dapat dihasilkan dari kelapa, kedelai, bunga matahari, kapas, jagung, kacang tanah, dan sebagainya. Fungsi lipida antara lain sebagai komponen struktural membran sel, bahan bakar, lapisan pelindung, vitamin, dan hormon.
Fosfolipida
Fosfolipida ialah lipida yang mengandung gugus asam fosfat. Salah satu contoh  fosfolipida adalah asam fosfatida. Berbeda dengan lemak/gliserida di mana ketiga
OH pada gliserol diganti dengan asam lemak, maka dalam molekul asam fosfatida hanya terdapat 2 gugus OH yang diganti dengan asam lemak, sedangkan gugus OH yang  ketiga diganti dengan asam fosfat.
Reaksi-Reaksi Lemak dan Minyak
1. Hidrogenasi Minyak
Ikatan rangkap pada minyak dapat dijenuhkan dengan cara hidrogenasi sehingga menjadi lemak padat.
2. Reaksi Penyabunan
Reaksi antara gliserida dengan basa menghasilkan sabun dikenal dengan reaksi penyabunan (saponifikasi).
Sabun yang mengandung logam Na (dari lemak + NaOH) disebut sabun keras (sabun cuci), sedang yang mengandung logam K disebut sabun lunak (sabun mandi).
Untuk menyatakan banyaknya asam yang terkandung dalam lemak digunakan reaksi penyabunan dengan KOH, yang dinyatakan dengan angka penyabunan, yaitu angka yang menunjukkan berapa mg KOH yang digunakan uuntuk menyabunkan 1 gram lemak.
3. Reaksi Hidrolisis
Dengan adanya enzim lipase, lemak atau minyak dapat mengalami hidrolisis oleh air pada suhu kamar.
Nama asam
Jumlah karbon
Titik leleh (0C)
Jenuh
Asam laurat
Asm miristat
Asam palmitat
Asam stearat

Tidak jenuh
Asam oleat
Asam Linoleat
Asam linolenat

12
14
16
18


18
18
18

44
58
63
70


13
-5
-11
Kegunaan lemak adalah sebagai berikut.
a. Di dalam tubuh, lemak berfungsisebgai sumber energi cadangan dan pelarut vitamin (A, D, E, K) dan zat tertentu.
b. Dalam bidang industri, lemak digunakan untuk membuat sabun dan margarin.
c. Minyak digunakan untuk menggoreng bahan makanan.

Lemak terdapat dalam bahan makanan seperti keju, daging, mentega, susu, dan ikan segar. Lemak dapat bergabung dengan senyawa lain dan disimpan dalam tubuh, misalnya : fosfolipid, glikolipid dan lipoprotein.

Makromolekul II

KARBOHIDRAT

Karbohidrat dapat digolongkan menjadi:


Karbohidrat adalah senyawa yang terdiri atas unsur-unsur C, H, dan O dengan rumus empiris Cn(H2O)n. Karbohidrat disebut juga hidrat arang atau sakarida.
Penggolongan karbohidrat
1. Berdasarkan karbohidrat sederhana yang dihasilkan pada hidrolisis
a. Monosakarida
Monosakarida adalah satuan karbohidrat yang paling sederhana sehingga tidak dapat dihidrolisis
menjadi karbohidrat yang lebih sederhana lagi.
Monosakarida terkecil adalah gliseraldehida. Contoh: glukosa, galaktosa, ribosa, dan lain-lain.

D-gliserida dan L-gliserida merupakan isomer ruang. Menggunakan acuan letak OH pada atom C ke3, diberi awalan D, jika OH terletak di kanan dan L jika OH terletak di kiri. Menurut Van’t Hoff senyawa memiliki n atom C asimetris akan memiliki isomer optis sebanyak 2n. Contoh:Gliserida mempunyai 1atom C asimetris, maka isomer optis adalah 21 = 2 yaitu D-gliserida dan L-gliserida.
Sifat-sifat dari Monosakarida
*         Berupa Kristal putih
*         Mudah larut dalam air
*         Perbandingan kemanisan fru : glu = 100 : 74
*         Diperoleh dari hidrolisis disakarida
*         Dapat mereduksi fehling (biru) hasilnya Cu2O (endapan merah bata)
*         Bereaksi dengan pereaksi Tollens membentuk endapan perak
a) Glukosa (gula anggur)
Glukosa disebut juga destrosa, karena bersifat dekstro, mempunyai putaran optik ke kanan (dekstro), ditulis D(+) glukosa (memutar bidang polarisasi ke kanan 52°). Mengenai arah rotasinya tak dapat ditetapkan dari konfigurasinya tetapi dari eksperimen. Struktur terbuka  D(+) glukosa jika dilarutkan dalam air membentuk struktur melingkar disebut siklohemiasetal.
Hal ini terjadi karena reaksi gugus aldehida dengan gugus alkohol dalam 1 molekul (pada atom
C nomor 5).

Glukosa terbentuk dari hidrolisis pati, glikogen, maltosa, dapat diragikan menjadi etanol dan
gas CO2.
b) Fruktosa/Levulosa/Gula buah
Fruktosa merupakan ketoheksosa yang terbentuk dari hidrolisis sukrosa, insulin (pati dari dahlia).
Fruktosa terdapat bersama dalam madu dan buah-buahan, rasa manis melebihi glukosa dan sukrosa. Fruktosa memutar bidang polarisasi ke kiri dengan sudut 92° sehingga ditulis D(–) fruktosa.

3) Ribosa dan Deoksiribosa
Yang mengandung 5 atom C atau pentosa yang sangat penting adalah aldopentosa yang disebut ribosa, terdapat dalam RNA (Ribonucleic Acid = asam deoksiribosa).

b. Disakarida
Disakarida terjadi karena penggabungan 2 molekul monosakarida dengan pelepasan air.
Pada hidrolisis akan terbentuk monosakarida-monosakarida penyusunnya. Contoh: sukrosa, laktosa, maltosa.
1) Sakarosa/sukrosa/gula tebu
Sukrosa terjadi karena penggabungan D(+) glukosa dengan D(–) fruktosa.

Pada hidrolisis sukrosa (karena pengaruh enzim invertase) akan terjadi perubahan arah putaran
bidang polarisasi dari positif (ke kanan) ke negatif (ke kiri). Peristiwa ini disebut inversi gula tebu. Campuran yang terjadi disebut gula invert.

Sukrosa tidak bersifat reduktor, tetapi dapat diragikan.
2) Maltosa
Maltosa tersusun atas 2 molekul D(+) glukosa dengan melepas air. Oleh karena itu, hidrolisis
maltosa dengan enzim maltase akan dihasilkan glukosa.

3) Laktosa
Laktosa tersusun atas satu molekul D-glukosa dan 1 molekul D-galaktosa. Hidrolisis laktosa menghasilkan glukosa dan galaktosa (terjadi karena pengaruh asam atau enzim laktase).
Laktosa terdapat dalam susu mamalia sebanyak 4–5%. Laktosa tidak manis seperti gula
lain dan tak dapat diragikan. Laktosa merupakan serbuk tak berwarna dan sedikit larut dalam
air.

c. Polisakarida
Polisakarida mempunyai massa rumus yang sangat besar dan tidak larut dalam air.
Polisakarida mempunyai rumus umum: (C6H10O5)n. Polisakarida adalah karbohidrat yang disusun oleh lebih dari delapan unit monosakarida. Senyawa-senyawa penting polisakarida: amilum (pati), glikogen, dan selulosa.
1) Amilum/pati
Amilum merupakan polimer glukosa dalam bentuk ikatan alfa, yang terdiri atas kurang lebih
500 unit. Amilum terdapat sebagai persediaan makanan tumbuh-tumbuhan. Terbentuknya
amilum dalam tumbuh-tumbuhan merupakan hasil reaksi fotosintesis.
Sifat-sifat amilum:

(1) Dengan larutan iodium memberikan warna biru karena adanya amilosa.
(2) Pada hidrolisis dengan asam encer awalnya terbentuk dekstrin dan akhirnya glukosa

Glukosa dengan enzim zimase merupakan peragian terbentuk alkohol (C2H5OH) dan
CO2.
2) Glikogen
Glikogen terdiri atas satuan-satuan D-glukosa, kurang lebih 1.000 unit, merupakan makanan
cadangan yang terdapat dalam hati, jaringan hewan menyusui, dan manusia.
Sifat-sifat glikogen:
(1) Dengan iodium memberi warna merah.
(2) Mereduksi larutan Fehling.
(3) Larut dalam air.
(4) Pada hidrolisis dengan asam terbentuk glukosa, sedang hidrolisis dengan enzim diastase membentuk maltosa.

3) Selulosa
Selulosa merupakan penyusun utama dinding sel tumbuhan. Selulosa terdiri atas satuan Dglukosa yang terdiri atas 1.000–3.000 unit sehingga sukar dicerna oleh enzim manusia.
Sifat-sifat selulosa:
Sukar larut dalam air, asam, atau basa encer, tetapi larut dalam larutan kupro amonium hidroksida (CuSO4 + NH4OH yang disebut pereaksi Schweitzer).
Guna selulosa:
(1) Metil selulosa digunakan dalam pembuatan plastik film.
(2) Selulosa asetat digunakan untuk membuat film tak terbakar.
(3) Selulosa nitrat (kapas peledak) digunakan untuk bahan peledak.
2. Berdasarkan gugus fungsional yang dikandungnya
a. Aldosa, yaitu karbohidrat yang memiliki gugus aldehida. Contoh: glukosa adalah suatu aldosa.
b. Ketosa, yaitu karbohidrat yang memiliki gugus keton. Contoh: fruktosa adalah suatu ketosa.
3. Berdasarkan jumlah atom C pada monosakarida
a. Triosa adalah monosakarida yang mengandung 3 atom C. Contoh: gliseraldehida dan dihidroksi keton.
b. Tetrosa adalah monosakarida yang mengandung 4 atom C. Contoh: ertosa.
c. Pentosa adalah monosakarida yang mengandung 5 atom C. Contoh: arabinosa.
d. Heksosa adalah monosakarida yang mengandung 6 atom C.
Reaksi mengenal karbohidrat adalah sebagai berikut.
1.       Uji Fehling
Glukosa, galaktosa, maltosa mengandung gugus aldehid,
sehingga dengan perekasi Fehling memberikan uji yang positif yang ditandai dengan terbentuknya endapan merah. Fruktosa meskipun tidak mengandung gugus aldehid juga menimbulkan endapan merah dengan pereaksi fehling karena banyak mengandung gugus hidroksil. Sehingga gula tersebut disebut gula pereduksi (mereduksi pereaksi fehling), contoh:

Contoh:
3. Uji Iodium
Uji ini dapat membedakan antar amilum, glikogen dan selulosa.
Amilum + I2 →biru
Glikogen + I2 → merah cokelat
Selulosa + I2 → negatif
Sukrosa dan polisakarida tidak menimbulkan endapan merah dengan larutan fehling, karena gugus aldehidnya sudah hilang.
2. Uji Tollens
Uji positif terhadap pereduksi (glukosa, galaktosa, dan maltosa) yang ditandai dengan terbentuknya cermin perak pada dinding tabung.

3. Uji Iodium
Uji ini dapat membedakan antar amilum, glikogen dan selulosa.
Amilum + I2 →biru
Glikogen + I2 → merah cokelat
Selulosa + I2 → negatif

Sumber : BSE Kimia XII SMA

Link Download : Karbohidrat